Selamat datang di blog kami, selamat menikmati

DO IT THE BEST FOR OTHERS

Hidup kita akan terasa lebih INDAH jika kita selalu mensyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan Tuhan dan selalu siap berbagi dengan sesama yang membutuhkannya serta selalu mengupayakan yang terbaik bagi kita dan berdayaguna bagi sesama.

Selasa, 30 November 2010

Pedoman Praktis Membaca EKG

  Puji dan syukur yang tak terhingga selalu saya haturkan kpd TUHAN YESUS yang telah memberikan rahmat serta anugerahNYA kepada kami sekeluarga.

Saya persembahkan kumpulan materi ini ntuk istri tercinta Maria Ratna Liani, dan   Lenni serta Nadia, yg selalu menemani, mendampingi didalam suka maupun duka.

Materi ini saya kumpulkan dari berbagai sumber Panduan Praktis EKG, harapan saya agar kita semua bisa lebih mudah untuk mempelajarinya, sehingga kita akan bisa meningkatkan pelayanan kita kepada individu, keluarga dan masyarakat yang membutuhkan kita.
Bagi yang membutuhkan silahkan di download, ini saya buat untuk yang membutuhkannya !!

Semoga panduan praktis ini bisa menbantu kita semua untuk dapat belajar karena  
Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam Iingkungan alamiah) (Hilgard).

Demikian juga menurut Sumadi Suryabrata :
  1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changed, aktual maupun potensial.)
  2. Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. 
  3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Semoga bermanfaat.
Banyak salam
Anang Rudiyanto



ELEKTROKARDIOGRAFIE
Adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi
Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mVolt.

TERMINOLOGIE

      Aritmia                 : Irama Abnormal
      Baseline                : Merupakan garis datar, lurus, garis isoelektrik
      Gelombang           : Gerakan dari baseline, naik atau turun
      Segmen                 : Garis isoelektrik yang menghubungkan 2 gelombang
      Interval                 : Jarak satu gelombang plus satu segmen
      Kompleks             : Kombinasi dari beberapa Gelombang

(tidak usah terlalu dipikirkan nanti malah membikin tambah bingung)


JENIS JENIS IRAMA :
      SA Node: Irama Sinus
      Menyebabkan irama reguler (normal), gelombang P yang bulat, dan kompleks QRS yang sempit (normal)
      Atria: Irama Atrial
      Menyebabkan gelombang P yang ireguler dan kompleks QRS masih normal
      AV Node: Irama Junctional
      Kompleks QRS normal, tanpa didahului gelombang P atau gelombang P terbalik atau gelombang P dibelakang kompleks QRS
      Purkinje Fibers: Irama Ventrikuler
      Tidak ada gelombang P, kompleks QRS melebar dan ireguler.

MACAM SADAPAN (LEAD)

SADAPAN BIPOLAR ( extremitas) :
I           : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan kiri
II         : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan tungkai kiri
III        : merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan tungkai kiri
 
SADAPAN UNIPOLAR
aVR     : Sadapan lengan kanan yang diperkuat (augmented)
aVL     : Sadapan lengan kiri yang diperkuat (augmented)
aVF     : Sadapan tungkai kiri yang diperkuat (augmented)

 
SADAPAN PRECORDIAL :
V1       : Letaknya di ICS IV garis sternal kanan (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V2       : Letaknya di ICS IV garis sternal kiri (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V3       : Antara V2 dan V4
V4       : ICS V garis mid clavikula kiri.
V5       : Setinggi V4 garis axillaris anterior kiri.
V6       : Setinggi V4 garis axillaris media kiri.



Komponen Irama Sinus
Gelombang P

Aktivitas (depolarisasi) atrium
Nilai normal :
Tinggi dan lebarnya gelombang P kurang dari 2.5 kotak kecil.
Menunjukkan tanda – tanda Hyperthropie Atrium.

Gelombang Q
Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.
Nilai Normal :
Lebar dan dalamnya kurang dari 0.04 detik (1 kotak kecil) / 25%
Kepentingan : menunjukkan kepentingan adanya necrosis di myokard.

Gelombang R :
Defleksi positif pertama dari komplek QRS, menggambarkan depolarisasi dari Ventrikel.
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Menunjukkan adanya Hyperthropie Ventrikel.
Menandakan adanya tanda – tanda B.B.B (Bundlle Branch Block).

Gelombang S :

Defleksi negatif setelah gelombang R
Fase Depolarisasi Ventrikel
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Kepentingannya hampir sama dengan gelombang R.

Kompleks QRS :
Menggambarkan seluruh fase depolarisasi dari Ventrikel.

Gelombang T :
Menggambarkan fase Repolarisasi dari Ventrikel.
Arah normal : sesuai dng arah gelombang utama komplek QRS.
Amplitudo normal :
Kurang dari 10 mm di sadapan dada
Kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas
Minimal 1 mm.
Kepentingan :
  • Menandakan adanya iskemik / infark
  • Menandakan adanya kelainan elektrolit

Gelombang U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas dilihat di sadapan dada V1 – V4.
Kepentingan :
bila amplitudo U > T menandakan adanya Hypokalemia
Gelombang U yg terbalik terdpt pd Iskhemic + Hyperthropie.

Interval PR :
Adalah jarak antara awal gelombang P sampai dng awal gelombang Q
Nilai normal :
0.12 – 0.20 detik
Kepentingan :
Bila Interval PR < 0.12 terdpt adanya hantaran yg dipercepat (Syndroma WPW dan LGL)
Bila Interval PR > 0.20 terdapat adanya blok di AV

Interval QRS :

Adalah jarak antara awal gelombang Q s/d akhir gelombang S.
Nilai normal :
 < 0.12 detik
Kepentingan :
untuk melihat block pada cabang berkas serabut HIS.

Interval QT :
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dng akhir gelombang T.
Nilai normal
L : 0.42 dtk (10.5 ktk kecil) P : 0.43
Kepentingan untuk melihat adanya efek obat obatan + kelainan elektrolit.

Segmen ST :
Adalah jarak awal dari gelombang S sampai dengan awal gelombang T.
Nilai normal :
Isoelektris, berkisar antara – 0.5 s/d +2mm.
Kepentingan :
Untuk melihat adanya ischemik / infark myocard, pericarditis, aneurysma, efek digitalis.
 
Secara umum gambaran EKG adalah untuk mengetahui adanya :
a.    Aritmia
b.    Hyperthropie
c.     PJK
d.    Kelainan Elektrolit.


ARITMIA

Klasifikasi :
a.    Gangguan Pembentukan Impuls
b.    Gangguan penghantaran impuls
A. Gangguan Pembentukan Impuls :
1. Berasal dari Simpul SINUS
a. Takikardi Sinus :

Gelombang P-QRS-T normal
Rate >100x/mnt

b. Bradikardi Sinus :
Gelombang P-QRS-T normal
Rate <60x/mnt




c. Aritmia Sinus :
terdpt irama sinus yg tdk teratur, yaitu menjadi lebih cepat, pada akhir inspirasi dan menjadi lambat pd akhir ekspirasi.
Ciri ciri :
  • Gelombang P-QRS-T normal
  • Interval P-P (R-R) berubah-ubah
d. Henti Sinus (Sinus Arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali
SINUS NORMAL
Irama yg ditentukan oleh Nodus SA
Ciri – ciri :
  • Rate 60 – 100x/mnt.
  • Teratur
  • Setiap gelombang P selalu diikuti oleh komplek QRS-T


2. Aritmia Atrial

a. Ekstrasistole Atrial :
Ciri – ciri :
Gelombang P abnormal dan timbul prematur.
Masa kompensasi tidak penuh.




 

b. Paroksismal Atrial Takhikardi
Terdpt sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut m- turut dan teratur.
Gelombang P sering tdk terlihat
Rate : 140 – 250x/mnt

c. Atrial Flutter :
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
Rate : 250 – 350x/mnt

d. Atrial Fibrilasi :
Gelombang P sukar dilihat, hanya berupa getaran pada grs dasar yg sering disebut gelombang f
Konduksi di AV disertai blok


a. Ekstrasistole Junctional :
Fokus ectopik di AV junction.
Terdapat gelombang P yang abnormal yg bisa terletak di dpn, didalam, / dibelakang kompleks QRS.

Paroksismal AV Junctional Takhikardi
AV Junctionsl Escape Beat 




 
4. Aritmia Ventricel :

a. Ekstrasistole Ventrikel (VES/VPB/VPC) :
Muncul gelombang QRS yang lebar setelah gelombang normal, bisa fokusnya sama / berbeda




b. Takhikardi Ventricel :
Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan denyut Ventrikel


c. Fibrilasi Ventricel.
Terdapat defleksi yg sangat tdk teratur, kacau dengan bentuk, tinggi, lebar yang berbeda.

d. Ventrikel Escape Beat / Irama Idioventrikuler /PEA




B. Gangguan Penghantaran Impuls
1. Blok :
a. Blok Sino-Atrial (SA)
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dng jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium maupun ventricel.
Ciri – ciri :
Terdapat gap yg jaraknya adalah kelipatan dari interval normal.

b.     Blok Atrio-Ventrikuler (AV)
Disini terdapat hambatan penyaluran impuls di batas atrium dan ventricel.
Klasifikasi AV Blok :

AV Blok derajad I / First degree AV Block :
Terdapat perlambatan hantaran impuls dari atrium ke Ventrikel : perpanjangan interval PR > 0.20 dtk

AV Blok derajad II
Mobitz type I (Wenckebach)
Disini masa refrakter relatif disimpul AV makin lama makin panjang sampai akhirnya simpul tdk dpt dialirkan, setelah melalui masa istirahat, kecepatan konduksi menjadi normal dan kelainan ini terulang lagi mulai awal.

Ciri – ciri :
PR Interval makin lama makin panjang.
Kadang terjadi dropped beat (gel P tidak diikuti QRS) kemudian siklus terulang lagi.

AV Blok derajad II
Mobitz type II
Hambatan di AV Junction adalah scr periodik dan tetap shg pada gambaran EKG terlihat interval PR akan tetap, tetapi scr periodik terdpt impuls sinus (gel P) yg diblok, shg tidak diikuti oleh komplek QRS.
Ciri – ciri :
Penerusan rangsang ke Ventricel kadang gagal.
PR Interval selalu sama panjang.
Dengan teratur setelah jumlah atrium (gel P) tertentu Ventricel tidak berdenyut

AV Blok derajad III / Total AV Blok
Kegagalan konduksi di simpul AV yg bersifat total & permanen, akibatnya atrium dan ventrikel akan berdenyut dng irama masing masing, dimana Atrium diaktifkan oleh Nodus SA dan Ventricel oleh Pace Maker dibawah blok.
Ciri – ciri :
Denyutan atrium tdk berubah dan timbul scr teratur, sedg gambaran komplek QRS bisa normal kalau Pace Maker berada di Berkas HIS, dan bisa menjadi lebar (notched & slurred, kalau Pace Maker berada di Ventrikel.
PP Interval (jarak P ke P berikutnya) sama panjang dan normal ukurannya.
RR interval sama panjang.



Blok IntraVentriculer (BBB)
Secara anatomis berkas HIS bercabang dua (kanan & kiri)
Krn serabut otot jantung buksn penghantar impuls yg baik, shg impuls yg dihantarkan melalui otot ventrikel memerlukan waktu yang lebih lama, akibatnya komplek QRS menjadi lebar (QRS komplek yg normal sempit)
Ada 2 macam blok di Intra ventrikuler :
Right Bundlle Branch Block (RBBB)
Ciri – ciri :
Ada gambaran Rsr’ / rSR’ / RsR’ di V1 – V4
Terjadi perubahan segmen ST
Gel S yg lebar di I
Kalau komplek QRS > 0.12 berarti Komplet RBBB
Kalau komplek QRS < 0.12 berarti Inkomplet RBBB.





Left Bundlle Branch Block (LBBB)
Gambaran rsR’ di V4 – V6
Perubahan segmen ST dan gel T di V4 – V6.






HYPERTHROPIE
Right Atrium Hyperthropie / RAH
Ciri – ciri :
P yg tinggi dan tajam (tall&picked P)
Disebut juga P Pulmonal.

Left Atrium Hyperthropie / LAH
Ciri – ciri :
P yang lebar dan berlekuk (wide &notched)
Disebut juga P Mitral.

Right Ventricel Hyperthropie / RVH
Ciri – ciri :
Tinggi R di V1 > daripada dalamnya S di V1 (V1 +).
Perubahan Segmen ST dan gelombang T :
ST Depress + T inversi.

Left Ventricel Hyperthropie / LVH

Ciri – ciri :
Tinggi R di V5 / V6 > 27 mm / 5.5 kotak besar.
Tinggi R di V5 / V6 + dalamnya S di V1 > 35 mm / 7 kotak besar.
R V6 > R V5
Perubahan Segmen ST dan gelombang T : ST Depress + T Inversi.


PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner ( PJK)
                        - Disebabkan Oleh Proses  Ateroskrelosis A.Koronaria
                        - Terjadi  Ketidakseimbangan Antara Kebutuhan Dan Masukan Oksigen Untuk Otot Jantung/Miokard --> ISKHEMI SAMPAI INFARK MIOKARD --> PLAK  ATEROSKLERORIS, EROSI ATAU RUPTUR
Thromboemboli  arteria Koronaria menyebabkan   Obstruksi total atau sebagian yg mengakibatkan suplai darah/oksigen ke miokard terganggu dan terjadi ketidakseimbangan antara  suplai dan kebutuhan yg akan mengakibatkan iskhemi sampai nekrosis miokard yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya SKA

MANIFESTASI KLINIK SKA :
·         Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS)
·          Non Stemi (Non St Elevasi Myocardial Infarction)
·         Stemi (St Elevasi Myocardi Infarction)

KRITERIA DIAGNOSIS :
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
- Nyeri Dada Kiri Khas Kardial
- Perubahan Ekg
-  Kenaikan Enzym Kardial

Bila ada ciri ciri 2 dari 3 Hal Tersebut Diatas maka sudah bisa dikatakan / disebut IMA / ACS / SKA

CIRI – CIRI EKG

STEMI
-          ST ELEVASI > 1 mVOLT DARI 2 SADAPAN LEAD II,III,aVF dan I aVL,atau >2 mV di lead V1-V6
-          RBBB ATAU LBBB BARU
NON STEMI
-           Inversi T / depresi ST > 1mV dari 2 lead yg bersebelahan
PERUBAHAN EKG : TRANSIENT  à EVOLUSI

AMI ANTERIOR

AMI INFERIOR


AMI INFERIOR WITH PRESENCE LBBB



PENINGKATAN ENZYM JANTUNG
ENZYM
MENINGKAT
PUNCAK
NORMAL
CKMB
6 JAM
24 JAM
36 – 48 JAM
SGOT
6 – 8 JAM
48 – 72 JAM
48 – 96 JAM
LDH
24 JAM
48 – 72 JAM
7 – 10 HARI
TROPONIN T / I
3 JAM
12 – 24 JAM
2 – 4 HARI







LOKASI :

Bila terjadi kelainan di lead II, III, aVF                    : Inferior
Bila terjadi kelainan di lead V1 – V6                       : Anterior
Bila terjadi kelainan di lead  I, aVL                         : Lateral Tinggi / High Lateral.
Bila di terjadi kelainan di lead V9 – V12                : Posterior
  

Itulah sekilas mengenai panduan praktis membaca EKG, ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Interprestasi EKG, silahkan mengikuti Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat / Basic Trauma and Cardiac Life Support yang diselenggarakan oleh PUSBANKES 118 DIY

Selamat belajar, sukses untuk kita semua, dan itu semua kita lakukan semata - mata untuk menolong saudara saudara kita yg membutuhkan pertolongan kita
(Di Merapi pasca erupsi November 2010 - mari kita bersama sama untuk berbenah, dan kita ambil hikmah dari bencana yang melanda saudara saudara kita, dengan saling membantu-tolong menolong)