Selamat datang di blog kami, selamat menikmati

DO IT THE BEST FOR OTHERS

Hidup kita akan terasa lebih INDAH jika kita selalu mensyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan Tuhan dan selalu siap berbagi dengan sesama yang membutuhkannya serta selalu mengupayakan yang terbaik bagi kita dan berdayaguna bagi sesama.

Rabu, 08 Desember 2010

SISTEM CARDIOVASCULER

JANTUNG

ANATOMI JANTUNG MANUSIA

Sistem kardiovaskuler merupakan sistem yang memberi fasilitas proses pengangkutan berbagai substansi dari, dan ke sel-sel tubuh. Sistem ini terdiri dari organ penggerak yang disebut jantung, dan sistem saluran yang terdiri dari arteri yang mengalirkan darah dari jantung, dan vena yang mengalirkan darah menuju jantung.

PENGERTIAN
Jantung manusia merupakan jantung berongga yang memiliki 2 atrium dan 2 ventrikel. Jantung merupakan organ berotot yang mampu mendorong darah ke berbagai bagian tubuh. Jantung manusia berbentuk seperti kerucut dan berukuran sebesar kepalan tangan, terletak di rongga dada sebelah kiri. Jantung dibungkus oleh suatu selaput yang disebut Perikardium.

Dinding jantung terdiri dari 3 lapisan :
1.      Lapisan luar                  (Epikardium)
2.      Lapisan tengah             (Miokardium)
3.      Lapisan dalam               (Endokardium)

Jantung bertanggung jawab untuk mempertahankan aliran darah dengan bantuan sejumlah klep yang melengkapinya. Untuk mejamin kelangsungan sirkulasi, jantung berkontraksi secara periodik.
Otot jantung berkontraksi terus menerus tanpa mengalami kelelahan. Kontraksi jantung manusia merupakan kontraksi miogenik, yaitu kontaksi yang diawali kekuatan rangsang dari otot jantung itu sendiri dan bukan dari syaraf.
Terdapat beberapa bagian jantung (secara anatomis) akan kita bahas dalam makalah ini, diantaranya yaitu :

A.   ANATOMI JANTUNG
Jantung merupakan organ utama dalam sistem kardiovaskuler. Jantung dibentuk oleh organ-organ muscular, apex dan basis cordis, atrium kanan dan kiri serta ventrikel kanan dan kiri. Ukuran jantung panjangnya kira-kira 12 cm, lebar 8-9 cm seta tebal kira-kira 6 cm.
Berat jantung sekitar 7-15 ons atau 200 sampai 425 gram dan sedikit lebih besar dari kepalan tangan. Setiap harinya jantung berdetak 100.000 kali dan dalam masa periode itu jantung memompa 2000 galon darah atau setara dengan 7.571 liter darah.anatomi jantung
Posisi jantung terletak diantar kedua paru dan berada ditengah tengah dada, bertumpu pada diaphragma thoracis dan berada kira-kira 5 cm diatas processus xiphoideus.
Pada tepi kanan cranial berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa III dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Pada tepi kanan caudal berada pada tepi cranialis pars cartilaginis costa VI dextra, 1 cm dari tepi lateral sternum. Tepi kiri cranial jantung berada pada tepi caudal pars cartilago costa II sinistra di tepi lateral sternum, tepi kiri caudal berada pada ruang intercostalis 5, kira-kira 9 cm di kiri linea medioclavicularis.
Selaput yang membungkus jantung disebut perikardium dimana terdiri antara lapisan fibrosa dan serosa, dalam cavum pericardii berisi 50 cc yang berfungsi sebagai pelumas agar tidak ada gesekan antara perikardium dan epikardium. Epikardium adalah lapisan paling luar dari jantung, lapisan berikutnya adalah lapisan miokardium dimana lapisan ini adalah lapisan yang paling tebal. Lapisan terakhir adalah lapisan endokardium.


B.    RUANG DALAM JANTUNG
Ada 4 ruangan dalam jantung dimana dua dari ruang itu disebut atrium dan sisanya adalah ventrikel. Pada orang awam, atrium dikenal dengan serambi dan ventrikel dikenal dengan bilik.
Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan.
Kedua atrium dipisahkan oleh sekat antar atrium (septum interatriorum), sementara kedua ventrikel dipisahkan oleh sekat antar ventrikel (septum inter-ventrikulorum). Atrium dan ventrikel pada masing-masing sisi jantung berhubungan satu sama lain melalui suatu penghubung yang disebut orifisium atrioventrikuler. Orifisium ini dapat terbuka atau tertutup oleh suatu katup atrioventrikuler (katup AV). Katup AV sebelah kiri disebut katup bikuspid (katup mitral) sedangkan katup AV sebelah kanan disebut katup trikuspid.

C.     KATUP KATUP JANTUNG
Diantara atrium kanan dan ventrikel kanan ada katup yang memisahkan keduanya yaitu katup trikuspid, sedangkan pada atrium kiri dan ventrikel kiri juga mempunyai katup yang disebut dengan katup mitral/ bikuspid. Kedua katup ini berfungsi sebagai pembatas yang dapat terbuka dan tertutup pada saat darah masuk dari atrium ke ventrikel.
  1. KATUP TRICUSPIDALIS

Katup trikuspid berada diantara atrium kanan dan ventrikel kanan. Bila katup ini terbuka, maka darah akan mengalir dari atrium kanan menuju ventrikel kanan. Katup trikuspid berfungsi mencegah kembalinya aliran darah menuju atrium kanan dengan cara menutup pada saat kontraksi ventrikel. Sesuai dengan namanya, katup trikuspid terdiri dari 3 daun katup.
  1. KATUP PULMONAL
Setelah katup trikuspid tertutup, darah akan mengalir dari dalam ventrikel kanan melalui trunkus pulmonalis. Trunkus pulmonalis bercabang menjadi arteri pulmonalis kanan dan kiri yang akan berhubungan dengan jaringan paru kanan dan kiri. Pada pangkal trunkus pulmonalis terdapat katup pulmonalis yang terdiri dari 3 daun katup yang terbuka bila ventrikel kanan berkontraksi dan menutup bila ventrikel kanan relaksasi, sehingga memungkinkan darah mengalir dari ventrikel kanan menuju arteri pulmonalis.
  1. KATUP BICUSPIDALIS

Katup bikuspid atau katup mitral mengatur aliran darah dari atrium kiri menuju ventrikel kiri.. Seperti katup trikuspid, katup bikuspid menutup pada saat kontraksi ventrikel. Katup bikuspid terdiri dari dua daun katup.
  1. KATUP AORTA
Katup aorta terdiri dari 3 daun katup yang terdapat pada pangkal aorta. Katup ini akan membuka pada saat ventrikel kiri berkontraksi sehingga darah akan mengalir keseluruh tubuh. Sebaliknya katup akan menutup pada saat ventrikel kiri relaksasi, sehingga mencegah darah masuk kembali kedalam ventrikel kiri.


D. KOMPONEN SISTEM KONDUKSI JANTUNG


Di dalam otot jantung terdapat jaringan khusus yang menghantarkan aliran listrik. Jaringan tersebut mempunyai sifat-sifat khusus:

1.      Otomatisasi       : menimbulkan impuls/rangsang secara spontan
2.      Irama                 : pembentukan rangsang yang teratur
3.      Daya konduksi : kemampuan untuk menghantarkan
4.      Daya rangsang : kemampuan bereaksi terhadap rangsang        

Sistem konduksi (listrik jantung) yang berperan dalam pencatatan pada EKG, adalah sebagai berikut :
1.     SA Node ( Sino-Atrial Node )
Terletak dibatas atrium kanan (RA) dan vena cava superior (VCS). Sel-sel dalam SA Node ini bereaksi secara otomatis dan teratur mengeluarkan impuls (rangsangan listrik) dengan frekuensi 60 - 100 kali permenit kemudian menjalar ke atrium, sehingga menyebabkan seluruh atrium terangsang
2.     AV Node (Atrio-Ventricular Node)
Terletak di septum internodal bagian sebelah kanan, diatas katup trikuspid. Sel-sel dalam AV Node dapat juga mengeluar¬kan impuls dengan frekuensi lebih rendah dan pada SA Node yaitu : 40 - 60 kali permenit. Oleh karena AV Node mengeluarkan impuls lebih rendah, maka dikuasai oleh SA Node yang mempunyai impuls lebih tinggi. Bila SA Node rusak, maka impuls akan dikeluarkan oleh AV Node.
3.     Berkas His
Terletak di septum interventrikular dan bercabang 2, yaitu :
1. Cabang berkas kiri ( Left Bundle Branch)
2. Cabang berkas kanan ( Right Bundle Branch )
Setelah melewati kedua cabang ini, impuls akan diteruskan lagi ke cabang-cabang yang lebih kecil yaitu serabut purkinye.
4.    Serabut Purkinye
Serabut purkinye ini akan mengadakan kontak dengan sel-sel ventrikel. Dari sel-sel ventrikel impuls dialirkan ke sel-sel yang terdekat sehingga seluruh sel akan dirangsang. Di ventrikel juga tersebar sel-sel pace maker (impuls) yang secara otomatis mengeluarkan impuls dengan frekuensi 20 - 40 kali permenit.

Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Untuk fungsi tersebut, otot jantung mempunyai kemampuan untuk menimbulkan rangsangan listrik.
Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik ini dimulai pada nodus sinoauriculer (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava superior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, Nodus Atrioventrikuler (nodus AV), Berkas His, Serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.
 FAKTOR FAKTOR PENENTU KERJA  JANTUNG

Faktor jantung dipengaruhi oleh 4 faktor utama yang saling berkaitan dalam menentukan isi sekuncup (stroke volume) dan curah jantung (cardiac output)

Beban Awal (Preload)
1.             Derajat dimana otot jantung diregangkan sebelum ventrikel kiri berkontraksi (ventrikel end diastolic volume)
2.      Berhubungan dengan panjang otot jantung, regangan dan volume.
3.      Semakin regang serabut otot jantung pada batas tertentu semakin kuat kontraksi.

Faktor penentu beban awal :
1.      Insufisiensi mitral ­ beban awal
2.      Stenosis mitral ¯ beban awal
3.      volume sirkulasi
4.      Obat-obatan : vasokontriktor , vasodilator

Beban Akhir (Afterload)
1.      Tahanan yang harus dihadapi saat darah keluar dari ventrikel kiri
2.      Beban untuk membuka katup aorta dan mendorong darah selama fase sistolik.
3.      Systemic vascular resistance (SVR)

Faktor penentu beban akhir :
1.      Stenosis aorta meningkatkan beban akhir
2.     Vasokontriksi perifer meningkatkan beban akhir
3.     Hipertensi meningkatkan beban akhir
4.     obat-obatan.

Kontraktilitas
Hukum Frank – Straling
  • Makin besar isi jantung sewaktu diastole semakin besar jumlah darah yang dipompakan ke aorta
  • Dalam batas-batas fisiologis jantung memompakan keseluruh tubuh darah yang kembali ke jantung tanpa menyebabklan penumpukan di vena
  • Jantung dapat memompakan jumlah darah yang sedikit ataupun jumlah darah yang besar bergantung pada jumlah darah yang mengalir kembali ke vena

Hubungan antara Aliran, Tekanan, dan Tahanan:
1.   Aliran darah : perbedaan tekanan dan hambatan aliran darah sepanjang pembuluh
     (vasculer resistance)
2.  Tekanan darah
Adalah tenaga yang diupayakan oleh darah untuk melewati setiap unit atau daerah dari dinding pembuluh darah.
3.  Resistensi Terhadap Aliran darah.
Dikenal dengan SVR (Sistemic Vasculer Resistance ) dan PVR (Pulmonal Vasculer     Resistance). Ditentukan oleh diameter pembuluh darah dan viscositas.

FUNGSI SISTEM KARDIOVASKULER
Lingkaran sirkulasi dapat dibagi atas dua bagian besar yaitu sirkulasi sistemik dan sirkulasi pulmonalis

Sirkulasi Sistemik
1.      Mengalirkan darah ke berbagi organ
2.      Memenuhi kebutuhan organ yang berbeda
3.      Memerlukan tekanan permulaan yang besar
4.      Banyak mengalami tahanan
5.      Kolom hidrostatik panjang


Sirkulasi Pulmonal
1.      Hanya mengalirkan darah ke paru
2.      Hanya berfungsi untuk paru
3.      Mempunyai tekanan permulaan yang rendah
4.      hanya sedikit mengalami tahanan
5.      Kolom hidrostatik pendek

Sirkulasi Koroner

Sirkulasi koroner meliputi seluruh permukaan jantung dan membawa oksigen untuk miokardium melalui cabang cabang intar miokardial yang kecil. Aliran darah koroner meningkat pada:

1.      Aktifitas
2.      Denyut jantung
3.      Rangsang sistem syaraf simpatis

Selasa, 07 Desember 2010

PROSES OKSIGENASI


OKSIGENSASI

PENGERTIAN OKSIGENASI
Oksigenasi adalah memberikan aliran gas oksigen (O2) lebih dari 21% pada tekanan 1 atmosfir, sehingga konsentrasi oksigen dalam tubuhmeningkat.

TUJUAN PEMBERIAN OKSIGENSASI
  • Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat di dalam paru & jaringan
  • Untuk menurunkan kerja paru paru
  • Untuk menurunkan kerja jantung.

ANATOMI SALURAN NAFAS
Dengan bernafas setiap sel dalam tubuh menerima persediaan oksigennya dan pada saat yang sama melepaskan produk oksidasinya. Oksigen yang bersenyawa dengan karbon dan hydrogen dari jaringan memungkinkan setiap sel melangsungkan sendiri proses metabolismenya, yang berarti pekerjaan selesai dan hasil buangan dalam bentuk karbondioksida (CO2) dan air (H2O).
Pernafasan merupakan prose ganda, yaitu terjadinya pertukaran gas didalam jaringan atau pernafasan dalam dan di dalam paru paru atau pernafasan luar.
Udara ditarik ke dalam paru pada waktu menarik nafas dan didorong keluar paru paru pada waktu mengeluarkan nafas.

SALURAN PERNAFASAN
Nares Anterior adalah saluran saluran di dalam lubang hidung. Saluran saluran itu bermuara ke dalam bagian yang dikenal sebagai Vestibulum (rongga) hidung. Vestibulum ini dilapisi epithelium bergaris yang bersambung dengan kulit. Lapisan nares anterior memuat kelenjar sebaseus yang ditutupi bulu kasar. Kelenjar kelenjar itu bermuara ke dalam rongga hidung.

Rongga Hidung dilapisi selaput lender yang sangat kaya akan pembuluh darah, bersambung dengan lapisan faring semua sinus yang mempunyai lubang masuk ke dalam rongga hidung. Daerah pernafasan dilapisi epithelium silinder dan sel epitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel lender. Sekresi sel itu membuat permukaan nares basah dan berlendir. Diatas septum nasalis dan konka, selaput lender ini yang paling tebal. Tiga tulang kerang (konka) yang diseliputi epithelium pernafasan, yang menjorok dari dinding lateral hidung ke dalam rongga, sangat memperbesar permukaan selaput lendir tsb.
Sewaktu udara melalui hidung, udara disaring oleh bulu bulu yang terdapat pada vestibullum. Karena kontak dengan permukaan lender yang dilaluinya, maka udara menjadi hangat, dan  karena penguapan air dari permukaan selaput lendir, udara menjadi lembab. Hidung menghubungkan lubang lubang sinus udara paranasalis yang masuk.ke dalam rongga-rongga hidung, dan juga menghubungkan lubang-lubang nasolakrimal yang menyalurkan air mata dari mata ke dalam bagian bawah rongga nasalis, ke dalam hidung.
Faring (tekak) adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan usofagus pada ketinggian tulang rawan krikoid. Maka letaknya di belakang hidung (nasofaring), di belakang mulut (orofaring) dan di belakang laring (faring-laringeal).

Nares posterior adalah muara rongga-rongga hidung ke nasofaring.

Laring (tenggorok) terletak di depan bagian terendah faring yang memisahkannya dari kolumna vertebra, berjalan dari faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trachea di bawahnya. Laring terdiri atas kepingan tulang rawan yg diikat bersama oleh ligament dan membrane. Yang terbesar diantaranya adalah tulang rawan tiroid dan disebelah depannya terdapat benjolan subcutaneusyang dikenal sebagai jakun (adam’s apple). Laring terdiri atas dua lempeng (lamina) yg bersambung di garis tengah, ditepi atas terdapat lekukan berupa V. Tulang rawan krikoid terletak dibawah tiroid dan berbentuk seperti cincin.
Terkait dipuncak tulang rawan tiroid terdapat epiglottis, yg berupa katup tulang rawan dan membantu menutup laring sewaktu menelan. Laring dilapisi selaput lender yang sama dengan yang ada di trachea, kecuali pita suara dan bagian epiglottis yg dilapisi sel epitil berlapis.

Pita Suara (Plika Vocalis) terletak disebelah dalam laring. Pita suara ini dapat ditegangkan ataupun dikendorkan dengan demikian lebar sela antara pita (rima glotidis) dapat berubah ubah sewaktu berbicara / menyanyi. Suara dihasilkan karena getaran pita yg disebabkan udara yang masuk melalui glottis.

              
Trakhea, atau batang tenggorok kira kira (9) cm panjangnya. Trakhea berjalan dari laring sampai kira kira ketinggian vertebra thorakalis kelima dan di tempat ini bercabang menjadi 2 bronkus. Oesophagus terletak dibelakang trachea.

Kedua bronkus yang terbentuk dari belahan 2 trakhea mempunyai struktur yang serupa dng trachea dan dilapisi oleh jenis sel yang sama. Brnkus kanan lebih pendek dan lebid lebar daripada bronkus kiri. Bronkus kiri lebih panjang dan lebih langsing disbanding dengan bronkus kanan.

Paru paru
Paru paru ada 2, merupakan alat pernafasan utama, paru paru terletak di dalam rongga dada. Paru paru adalah organ yang berbentuk kerucut dengan puncak (apeks) diatas.
Lobus Paru paru (Belahan Paru paru). Paru paru dibagi menjadi beberapa belahan (lobus) oleh fisura. Paru kanan mempunyai 3 lobus dan paru kiri mempunyai 2 lobus.

Pembuluh darah dalam paru paru.
Arteria Pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel kanan jantung ke paru paru, kemudian dibawa melalui Vena Pulmonalis menuju ke atrium kiri untuk didistribusikan ke seluruh tubuh dengan membawa darah yang berisi oksigen  menuju atrium kiri melalui aorta.

PLEURA
Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis
Terbagi menjadi 2 :
- Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada
- Pleura viseralis yaitu yang melekat erat di setiap paru-paru
Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru
Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

FISIOLOGI PERNAPASAN
Fungsi paru-paru ialah pertukaran gas oksigen dan karbon dioksida. Pada Pernapasan melalui  Paru-paru atau Pernapasan Externa, oksigen dipungut melalui hidung dan mulut, pada waktu pernapasan, oksigen masuk melalui trakea dan pipa bronchial ke alveoli, dan dapat erat hubungan dengan darah di dalam kapiler pulmonaris.
Hanya satu lapis membran, yaitu membran alveoli-kapiler, memisahkan oksigen dari darah. Oksigen menembus membrane ini dan di pungut oleh hemoglobin sel sel darah merah dan di bawa ke jantung. Dari sini dipompa di dalam arteri kesemua bagian tubuh. Darah meninggalkan paru-paru pada tekanan oksigen 100 mmHg dan pada tingkat ini hemoglobinnya 95 persen jenuh oksigen.

Empat proses yang berhubungan dengan pernapasan pulmoner atau pernapasan externa :
1.      Ventilasi pulmoner, atau gerak pernapasan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar.
2.      Arus darah melalui paru-paru
3.      Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat mencapai semua bgian tubuh
4.      Difusi gas yang menembusi membrane pemisah alveoli dan kapiler.CO2 lebih mudah berdifusi dari pada oksigen.

Semua proses ini diatur sedemikian sehingga darah yang meninggalkan paru-paru menerima jumlah tepat CO2 dan O2. Pada waktu gerak badan lebih banyak darah datang di paru-paru membawa terlalu bayak CO2 dan terlampau sedikit O2; jumlah CO2 itu tidak dapat dikeluarkan, maka konsentrasinya dalam darah arteri bertambah. Hal ini merangsang pusat pernapasan dalam otak untuk memperbesar kecepatan dan dalamnya pernapasan. Penambahan ventilasi yang dengan demikian terjadi mengeluarkan CO2 dan memungut lebih banyak O2.
Pernapasan Jaringan atau Pernapasan Interna
            Darah yang telah menjenuhkan hemoglobinnya dengan oksigen (oxihemoglobin), mengitari seluruh tubuh dan akhirnya mncapai kapiler , dimana darah bergerak sangat lambat. Sel jaringan memungut oksigen dari hemoglobin untuk memungkinkan oksigen berlangsung, dan darah menerima, sebagai gantinya, hasil buangan oksigenasi, yaitu karbon di oksida.
            Perubahan-perubahan berikut terjadi dalam komposisi udara dalam alveoli, yang disebabkan pernapasan externa dan pernapasan interna atau pernapasan jaringan.
            Udara yang di hembuskan jenuh dengan uap air dan mempunyai suhu yang sama dengan badan (20 persen panas badan hilang untuk pemanasan udara yang dikeluarkan).
Daya Muat Udara  oleh Paru-paru. Besar daya muat udara oleh paru-paru  ialah 4.500 ml sampai 5.000 ml atau 4½ sampai 5 liter udara. Hanya sebagian kecil dari udara ini, kira-kira 1/10nya atau 500 ml adalah udara pasang surut (tidal air). Yaitu yang dihirup masuk dan dihembuskan ke luar pada pernapasan biasa dengan tenang.
                        Kapasitas vital. Volume udara yang dapat dicapai masuk dan keluar paru-paru pada penarikan napas dan pengeluaran napas paling kuat , disebut kapasitas vital paru-paru. Diukurnya dengan alat spirometer. Pada seorang laki-laki, normal 4-5 liter dan seorang perempuan, 3-4 liter. Kapasitas itu berkurang pada penyakit paru-paru, pada peyakit jantung (yang menimbulkan kongesti paru) dan kelemahan otot pernapasan.

KECEPATAN DAN PENGENDALIAN PERNAPASAN

            Mekanisme pernapasan diatur dan dikendalikan oleh dua factor tertentu (a) kimiawi, dan (b) pengendalian oleh saraf. Beberapa factor tertentu merangsang pusat pernapasan yang terletak didalam  medulla omblagata, dan kalaw dirangsang maka pusat itu mengeluarkan impuls yang di slurkan oleh saraf spinalis ke otot pernapasan – yaitu otot diaafragma interkostalis.
Pengendalian oleh saraf. Pusat pernapasan ialah suatu pusat otomatik di dalam medula oblongata yang mengeluarkan impuls eferen ke otot pernapasan. Melalui beberapa radix saraf servikalis impuls ini diantarkan ke diagfragma oleh saraf frenikus: Dan di bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang,impuls ini menimbulkankontraksi ritmik pada otot diafragma dan interkostal yang kecepatan kira-kira lima belas kali setiap menit.
Pengendalian secara kimiawi. Faktor kimiawi ini adalah faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan pernapasan.Pusat perapasan di dalam sumsum sangat peka pada reaksi; kadar alkali darah  harus di pertahankan . Karbon dioksida adalah prodok asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot pernapasan.
            Kedua pengendalian, melalui saraf dan secara kimiawi, adalah penting. Tanpa salah satunya orang tak dapat bernapas trus. Dalam hal otot pernapasan (interkostal, dan diafragmagma), digunakan ventilasi  paru-paru atau suatu alat pernapasan buatan lainnya untuk melanjutkan pernapasan, sebab dada harus bergerak supaya udara dapat dikeluarmsukkan paru-paru.
            Emosi, rasa sakit dan takut misalnya, manyebabkan impuls yang merangsang pusat pernapasan dan menimbulkan penghirup udara secara kuat, hal yang kita ketahui semua.
            Impuls aferen dari kulit menghasilkan efek serupa- bila badan dicelup dalam air dingin atau menerima gunyuran air dingin, maka penarikan napas kuat menyusul.
            Pengendalian secara sadar atas gerakan pernapasan mungkin, tetapi tidak dapat di jalankan lama,  oleh sebab gerakannya adalah otomatik.
Kecepatan pernapasan pada wanita  lebih tinggi dari pada pria. Kalaw bernapas secara normal maka espirasi, dan kemudian ada istirahat sebentar. Inspirai-eksipirasi-istrahat. Pada bayi yang sakit urutan ini ada kalanya terbalik dan urutannya menjadi: ispirasi-istrahat-eksipirasi. Hal ini disebut pernapasan terbalik.
Kecepatan normal setiap menit:
Bayi bari lahir                                    : 30-40
Dua belas bulan                                 : 30
Dari dua sampai lima tahun                 : 24
Orang dewasa                                    : 10-20

            
Inspirasi atau menarik napas adalah proses aktif yang diselenggarakan oleh kerja otot. Kontraksi diagfragma meluaskan rogga dada dari atas sampai ke bawah, yaitu vertical. Penaikan iga-iga dan sternum, yang di dua sisi dan dari belakang ke depan. Paru-paru yang bersifat elastik masuk ke dalam saluran udara. Otot interkostal externa diberi peran sebagai otot tambahan, hanya bila ispirasi mnjadi gerak sadar.
            Ketika pernapasan sangat kuat, gerakan dada bertambah. Otot leher dan bahu membantu menarik iga-iga dan sternum ke atas. Otot sebelah belakang dan abdomen juga di bawa bergerak dan alae nasi (cuping atau sayap hidung) dapat kembang-kempis.
Kebutuhan tubuh akan Oksigen. Dalam banyak keadaan, termasuk yang telah disebut, oksigen dapat diatur menurut keperluan. Orang tergantung pada oksigen untuk hidupnya; kalau tidak mendapatkannya selama lebih dari empat menit akan mengakibatkan kerusakan pada otak yang tak dapat di perbaiki dan biasanya pasien meninggal. Keadaan genting timbul bila misalnya seorang anak menudungi kepala dan mukanya dengan kantong plastic dan menjadi mati lemas. Tetapi bila penyediaan oksigen hanya berkurang, maka pasien akan menjadi kacau pikiran- ia menderita anoxia serebralis. Hal ini terjadi pada orang yang bekerja dalam ruangan sempit tertutup seperti dalam ruangan kapal, di dalam tank dan ruang ketel uap: oksigen yang ada, mereka habiskan dan kalu mereka tidak diberi oksigen untuk pernapasan atau tidak dipindahkan keudara yang normal, maka mereka akan meniggal karena anoxemia atau disingkat anoxia. Istilah lainya ialah hypoxemia, atau hypoxia.
            Bila oksigen di dalam darah tidak mencukupi maka warna merahnya hilang dan menjadi kebiru-biruan dan ia di sebut menderita sianosis.
Catatan Klinik
            Ventilasi atau pertukaran udara yang baik  adalah penting, khususnya tempat orang muda berkumpul seperti ruangan sekolah, kantor ,perusahaan, (a) uuntuk menghindarkan peyebaran infeksi pernapasan,seperti pilek, influenza, dan bronchitis atau penyakit menular lainya yang mudah menyebar dari yang satu pada yang lainnya. Dan (b) untuk menghindarkan rasa tak segar karna panas, lembab dan pengap dan untuk mempertahankan hawa “segar”yang dapat digunakan untuk konsentrasi pada pekerjaan atau belajar.
            Ventilasi pulmoner, atau jumlah udara yang masuk dan kelur paru-paru, dapat terlalu kecil bila pernapasan lemah sebab kerusakan otak, sumsum tulang belakang, serabut-serabut sara, otot atau iga-iaga, atau bila pernapasan tersumbat karena ada halangan dalam saluran udara seperti pada asma. Ventilasi yang terlalu sedikit menyebabkan anoxia dan penimbunan CO2. Pengobatan bertujuan membantu pernafasan  dengan ventilasi buatan atau dengan inhalasi untuk menghilangkan obsturuksi pada saluran udara bronkhial. Penyakit pada jaringan paru-paru seperti dalam pecumonia, tidak menyebabkan ventilasi pulmoner yang berkurang tetapi menyebabkan anoxia.
            Dispnea, atau kesukaran bernapas, dapat disebabkan kelemahan saraf atau otot, kerusakan pada iga-iga atau ruang pleural, paru-paru kaku yang disebabkan pneumonia, atau udema paru-paru dalam payah jantung atau obstruksi dalam saluran udara pada asma  atau bronkhitis. Sianosis sering mengiringi keadaan tersebut.
            Pada pneumonia  lobaris daerah yang terkena tampak terbendung dan difusi oksigen tak berjalan.  Kecapatan pernapasan bertambah dalam usaha jaringan paru-paru untuk mengisi kekerungan dari kegagalan-kegagalan pada bagian yang terkena kongesti.
            Pada bronchitis seperti juga pada pneumonia, baik ventilasi maupun difusi gas tak berjalan, karena pembengkakan lapisan membran menghalangi udara masuk ke dalam paru-paru. Bronchitis kronika bias menimbulkan komplikasi emfisema bila udara tertahan di dalam jaringan paru-paru, karena jaringan yang bersifat elastis dari sel udara yang halus, mengalami degenarasi alveoli, tetap mekar dan permukaannya yang seperti membrane, juga tak dapat menjalankan difusi gas. Pada asma saluran udara mnyempit dan sebagian terhalang oleh spasmu otot. Khususnya eksipirasi sukar. Pada bronkhiektasi pipa bronchi mekar dan sering kena infeksi.
            Kegagalan pernapasan ialah kegagalan fungsi pernapasan untuk mempertahankan isi oksigen dan karbon dioksida normal. Terdapat dua jenis pertama: pertama ada kegagalan ventilasi pulmoner yang disebabkan kegagalan pengendalian saraf pusat seperti pada pemakaian terlalu bayak obat penenang; kegagalan pengendali saraf tepi, seperti pada poliomielitis;kegagalan dada untuk kembang-kempis seprti pada pata yang luas pada iga-iga, atau pada pneumotorax, atau peyumbatan larix. Dalam keadaan ini terdapat baik kekurangan oksigen maupun kelebihan karbon dioksida.
            Dalam operasi paru-paru termasuk pneumektomi, yaitu bila sebua paru-paru dikeluarkan dan lobektomi, bila sebua atau lebih bayak lobus dikeluarkan.  Sejumlah operasi lainya mencakup  pengeluaran sebua segmen jaringan paru-paru, disebut reseksi kepingan.
            Persiapan  untuk operasi toraks sama seperti untuk operasi besar lainnya, mencakup pemeriksaan rutin foto rotgen dad, fisioterapi dan kemungkinan bronkhoskopi untuk penentuan diagnosa. Bila ada infeksi akut pada saluran pernapasan maka operasi akan ditunda sampai terobati benar.
            Operasi usofagus kalau ada anomaly congenital (kelaianan bawaan), striktur (penyempitan) dan kalau ada pertumbuhan jenis karsinoma, dapat dilakukan melalui sebua insisi torakotomi.
            Pengamatam perawatan yang penting ialah mencatat bahwa pipa drainnya tetap tidak lepas dan melaporkan bayaknya dan jenis cairan yang keluar selama masa dua puluh empat jam. Hal ini menjadi bagian dari laporan keseimbangan cairan yang harus dilakukan dengan teliti dari hari ke hari.
  
Keluargaku
  


Selasa, 30 November 2010

Pedoman Praktis Membaca EKG

  Puji dan syukur yang tak terhingga selalu saya haturkan kpd TUHAN YESUS yang telah memberikan rahmat serta anugerahNYA kepada kami sekeluarga.

Saya persembahkan kumpulan materi ini ntuk istri tercinta Maria Ratna Liani, dan   Lenni serta Nadia, yg selalu menemani, mendampingi didalam suka maupun duka.

Materi ini saya kumpulkan dari berbagai sumber Panduan Praktis EKG, harapan saya agar kita semua bisa lebih mudah untuk mempelajarinya, sehingga kita akan bisa meningkatkan pelayanan kita kepada individu, keluarga dan masyarakat yang membutuhkan kita.
Bagi yang membutuhkan silahkan di download, ini saya buat untuk yang membutuhkannya !!

Semoga panduan praktis ini bisa menbantu kita semua untuk dapat belajar karena  
Belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dalam laboratorium atau dalam Iingkungan alamiah) (Hilgard).

Demikian juga menurut Sumadi Suryabrata :
  1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changed, aktual maupun potensial.)
  2. Bahwa perubahan itu ada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru. 
  3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja).

Semoga bermanfaat.
Banyak salam
Anang Rudiyanto



ELEKTROKARDIOGRAFIE
Adalah pencatatan grafis potensial listrik yang ditimbulkan oleh jantung pada waktu berkontraksi
Rekaman EKG dibuat pada kertas yang berjalan dengan kecepatan standar 25 mm/detik dan defleksi 10 mm sesuai dengan potensial 1 mVolt.

TERMINOLOGIE

      Aritmia                 : Irama Abnormal
      Baseline                : Merupakan garis datar, lurus, garis isoelektrik
      Gelombang           : Gerakan dari baseline, naik atau turun
      Segmen                 : Garis isoelektrik yang menghubungkan 2 gelombang
      Interval                 : Jarak satu gelombang plus satu segmen
      Kompleks             : Kombinasi dari beberapa Gelombang

(tidak usah terlalu dipikirkan nanti malah membikin tambah bingung)


JENIS JENIS IRAMA :
      SA Node: Irama Sinus
      Menyebabkan irama reguler (normal), gelombang P yang bulat, dan kompleks QRS yang sempit (normal)
      Atria: Irama Atrial
      Menyebabkan gelombang P yang ireguler dan kompleks QRS masih normal
      AV Node: Irama Junctional
      Kompleks QRS normal, tanpa didahului gelombang P atau gelombang P terbalik atau gelombang P dibelakang kompleks QRS
      Purkinje Fibers: Irama Ventrikuler
      Tidak ada gelombang P, kompleks QRS melebar dan ireguler.

MACAM SADAPAN (LEAD)

SADAPAN BIPOLAR ( extremitas) :
I           : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan kiri
II         : merekam beda potensial listrik antara lengan kanan dan tungkai kiri
III        : merekam beda potensial listrik antara lengan kiri dan tungkai kiri
 
SADAPAN UNIPOLAR
aVR     : Sadapan lengan kanan yang diperkuat (augmented)
aVL     : Sadapan lengan kiri yang diperkuat (augmented)
aVF     : Sadapan tungkai kiri yang diperkuat (augmented)

 
SADAPAN PRECORDIAL :
V1       : Letaknya di ICS IV garis sternal kanan (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V2       : Letaknya di ICS IV garis sternal kiri (pada laki – laki sejajar dng puting susu)
V3       : Antara V2 dan V4
V4       : ICS V garis mid clavikula kiri.
V5       : Setinggi V4 garis axillaris anterior kiri.
V6       : Setinggi V4 garis axillaris media kiri.



Komponen Irama Sinus
Gelombang P

Aktivitas (depolarisasi) atrium
Nilai normal :
Tinggi dan lebarnya gelombang P kurang dari 2.5 kotak kecil.
Menunjukkan tanda – tanda Hyperthropie Atrium.

Gelombang Q
Menggambarkan awal dari fase depolarisasi ventrikel.
Nilai Normal :
Lebar dan dalamnya kurang dari 0.04 detik (1 kotak kecil) / 25%
Kepentingan : menunjukkan kepentingan adanya necrosis di myokard.

Gelombang R :
Defleksi positif pertama dari komplek QRS, menggambarkan depolarisasi dari Ventrikel.
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Menunjukkan adanya Hyperthropie Ventrikel.
Menandakan adanya tanda – tanda B.B.B (Bundlle Branch Block).

Gelombang S :

Defleksi negatif setelah gelombang R
Fase Depolarisasi Ventrikel
Nilai normal akan dibahas di bagian Hyperthropie
Kepentingannya hampir sama dengan gelombang R.

Kompleks QRS :
Menggambarkan seluruh fase depolarisasi dari Ventrikel.

Gelombang T :
Menggambarkan fase Repolarisasi dari Ventrikel.
Arah normal : sesuai dng arah gelombang utama komplek QRS.
Amplitudo normal :
Kurang dari 10 mm di sadapan dada
Kurang dari 5 mm di sadapan ekstremitas
Minimal 1 mm.
Kepentingan :
  • Menandakan adanya iskemik / infark
  • Menandakan adanya kelainan elektrolit

Gelombang U
Asal usulnya tidak diketahui dan paling jelas dilihat di sadapan dada V1 – V4.
Kepentingan :
bila amplitudo U > T menandakan adanya Hypokalemia
Gelombang U yg terbalik terdpt pd Iskhemic + Hyperthropie.

Interval PR :
Adalah jarak antara awal gelombang P sampai dng awal gelombang Q
Nilai normal :
0.12 – 0.20 detik
Kepentingan :
Bila Interval PR < 0.12 terdpt adanya hantaran yg dipercepat (Syndroma WPW dan LGL)
Bila Interval PR > 0.20 terdapat adanya blok di AV

Interval QRS :

Adalah jarak antara awal gelombang Q s/d akhir gelombang S.
Nilai normal :
 < 0.12 detik
Kepentingan :
untuk melihat block pada cabang berkas serabut HIS.

Interval QT :
Adalah jarak antara permulaan gelombang Q sampai dng akhir gelombang T.
Nilai normal
L : 0.42 dtk (10.5 ktk kecil) P : 0.43
Kepentingan untuk melihat adanya efek obat obatan + kelainan elektrolit.

Segmen ST :
Adalah jarak awal dari gelombang S sampai dengan awal gelombang T.
Nilai normal :
Isoelektris, berkisar antara – 0.5 s/d +2mm.
Kepentingan :
Untuk melihat adanya ischemik / infark myocard, pericarditis, aneurysma, efek digitalis.
 
Secara umum gambaran EKG adalah untuk mengetahui adanya :
a.    Aritmia
b.    Hyperthropie
c.     PJK
d.    Kelainan Elektrolit.


ARITMIA

Klasifikasi :
a.    Gangguan Pembentukan Impuls
b.    Gangguan penghantaran impuls
A. Gangguan Pembentukan Impuls :
1. Berasal dari Simpul SINUS
a. Takikardi Sinus :

Gelombang P-QRS-T normal
Rate >100x/mnt

b. Bradikardi Sinus :
Gelombang P-QRS-T normal
Rate <60x/mnt




c. Aritmia Sinus :
terdpt irama sinus yg tdk teratur, yaitu menjadi lebih cepat, pada akhir inspirasi dan menjadi lambat pd akhir ekspirasi.
Ciri ciri :
  • Gelombang P-QRS-T normal
  • Interval P-P (R-R) berubah-ubah
d. Henti Sinus (Sinus Arrest)
Terjadi akibat kegagalan simpul SA, setelah jedah, simpul SA akan aktif kembali
SINUS NORMAL
Irama yg ditentukan oleh Nodus SA
Ciri – ciri :
  • Rate 60 – 100x/mnt.
  • Teratur
  • Setiap gelombang P selalu diikuti oleh komplek QRS-T


2. Aritmia Atrial

a. Ekstrasistole Atrial :
Ciri – ciri :
Gelombang P abnormal dan timbul prematur.
Masa kompensasi tidak penuh.




 

b. Paroksismal Atrial Takhikardi
Terdpt sederetan denyut atrial yg timbul cepat berturut m- turut dan teratur.
Gelombang P sering tdk terlihat
Rate : 140 – 250x/mnt

c. Atrial Flutter :
Pelepasan impuls dari fokus ectopic di atrium cepat dan teratur
Rate : 250 – 350x/mnt

d. Atrial Fibrilasi :
Gelombang P sukar dilihat, hanya berupa getaran pada grs dasar yg sering disebut gelombang f
Konduksi di AV disertai blok


a. Ekstrasistole Junctional :
Fokus ectopik di AV junction.
Terdapat gelombang P yang abnormal yg bisa terletak di dpn, didalam, / dibelakang kompleks QRS.

Paroksismal AV Junctional Takhikardi
AV Junctionsl Escape Beat 




 
4. Aritmia Ventricel :

a. Ekstrasistole Ventrikel (VES/VPB/VPC) :
Muncul gelombang QRS yang lebar setelah gelombang normal, bisa fokusnya sama / berbeda




b. Takhikardi Ventricel :
Pelepasan impuls yg cepat oleh fokus ektopic di Ventricel, yang ditandai oleh sederetan denyut Ventrikel


c. Fibrilasi Ventricel.
Terdapat defleksi yg sangat tdk teratur, kacau dengan bentuk, tinggi, lebar yang berbeda.

d. Ventrikel Escape Beat / Irama Idioventrikuler /PEA




B. Gangguan Penghantaran Impuls
1. Blok :
a. Blok Sino-Atrial (SA)
Impuls yg dibentuk SA node diblok pada batas simpul SA dng jaringan atrium di sekitarnya, shg tdk terjadi aktivitas baik di atrium maupun ventricel.
Ciri – ciri :
Terdapat gap yg jaraknya adalah kelipatan dari interval normal.

b.     Blok Atrio-Ventrikuler (AV)
Disini terdapat hambatan penyaluran impuls di batas atrium dan ventricel.
Klasifikasi AV Blok :

AV Blok derajad I / First degree AV Block :
Terdapat perlambatan hantaran impuls dari atrium ke Ventrikel : perpanjangan interval PR > 0.20 dtk

AV Blok derajad II
Mobitz type I (Wenckebach)
Disini masa refrakter relatif disimpul AV makin lama makin panjang sampai akhirnya simpul tdk dpt dialirkan, setelah melalui masa istirahat, kecepatan konduksi menjadi normal dan kelainan ini terulang lagi mulai awal.

Ciri – ciri :
PR Interval makin lama makin panjang.
Kadang terjadi dropped beat (gel P tidak diikuti QRS) kemudian siklus terulang lagi.

AV Blok derajad II
Mobitz type II
Hambatan di AV Junction adalah scr periodik dan tetap shg pada gambaran EKG terlihat interval PR akan tetap, tetapi scr periodik terdpt impuls sinus (gel P) yg diblok, shg tidak diikuti oleh komplek QRS.
Ciri – ciri :
Penerusan rangsang ke Ventricel kadang gagal.
PR Interval selalu sama panjang.
Dengan teratur setelah jumlah atrium (gel P) tertentu Ventricel tidak berdenyut

AV Blok derajad III / Total AV Blok
Kegagalan konduksi di simpul AV yg bersifat total & permanen, akibatnya atrium dan ventrikel akan berdenyut dng irama masing masing, dimana Atrium diaktifkan oleh Nodus SA dan Ventricel oleh Pace Maker dibawah blok.
Ciri – ciri :
Denyutan atrium tdk berubah dan timbul scr teratur, sedg gambaran komplek QRS bisa normal kalau Pace Maker berada di Berkas HIS, dan bisa menjadi lebar (notched & slurred, kalau Pace Maker berada di Ventrikel.
PP Interval (jarak P ke P berikutnya) sama panjang dan normal ukurannya.
RR interval sama panjang.



Blok IntraVentriculer (BBB)
Secara anatomis berkas HIS bercabang dua (kanan & kiri)
Krn serabut otot jantung buksn penghantar impuls yg baik, shg impuls yg dihantarkan melalui otot ventrikel memerlukan waktu yang lebih lama, akibatnya komplek QRS menjadi lebar (QRS komplek yg normal sempit)
Ada 2 macam blok di Intra ventrikuler :
Right Bundlle Branch Block (RBBB)
Ciri – ciri :
Ada gambaran Rsr’ / rSR’ / RsR’ di V1 – V4
Terjadi perubahan segmen ST
Gel S yg lebar di I
Kalau komplek QRS > 0.12 berarti Komplet RBBB
Kalau komplek QRS < 0.12 berarti Inkomplet RBBB.





Left Bundlle Branch Block (LBBB)
Gambaran rsR’ di V4 – V6
Perubahan segmen ST dan gel T di V4 – V6.






HYPERTHROPIE
Right Atrium Hyperthropie / RAH
Ciri – ciri :
P yg tinggi dan tajam (tall&picked P)
Disebut juga P Pulmonal.

Left Atrium Hyperthropie / LAH
Ciri – ciri :
P yang lebar dan berlekuk (wide &notched)
Disebut juga P Mitral.

Right Ventricel Hyperthropie / RVH
Ciri – ciri :
Tinggi R di V1 > daripada dalamnya S di V1 (V1 +).
Perubahan Segmen ST dan gelombang T :
ST Depress + T inversi.

Left Ventricel Hyperthropie / LVH

Ciri – ciri :
Tinggi R di V5 / V6 > 27 mm / 5.5 kotak besar.
Tinggi R di V5 / V6 + dalamnya S di V1 > 35 mm / 7 kotak besar.
R V6 > R V5
Perubahan Segmen ST dan gelombang T : ST Depress + T Inversi.


PENYAKIT JANTUNG KORONER

Penyakit Jantung Koroner ( PJK)
                        - Disebabkan Oleh Proses  Ateroskrelosis A.Koronaria
                        - Terjadi  Ketidakseimbangan Antara Kebutuhan Dan Masukan Oksigen Untuk Otot Jantung/Miokard --> ISKHEMI SAMPAI INFARK MIOKARD --> PLAK  ATEROSKLERORIS, EROSI ATAU RUPTUR
Thromboemboli  arteria Koronaria menyebabkan   Obstruksi total atau sebagian yg mengakibatkan suplai darah/oksigen ke miokard terganggu dan terjadi ketidakseimbangan antara  suplai dan kebutuhan yg akan mengakibatkan iskhemi sampai nekrosis miokard yang akhirnya akan menyebabkan terjadinya SKA

MANIFESTASI KLINIK SKA :
·         Angina Pektoris Tidak Stabil (APTS)
·          Non Stemi (Non St Elevasi Myocardial Infarction)
·         Stemi (St Elevasi Myocardi Infarction)

KRITERIA DIAGNOSIS :
INFARK MIOKARD AKUT (IMA)
- Nyeri Dada Kiri Khas Kardial
- Perubahan Ekg
-  Kenaikan Enzym Kardial

Bila ada ciri ciri 2 dari 3 Hal Tersebut Diatas maka sudah bisa dikatakan / disebut IMA / ACS / SKA

CIRI – CIRI EKG

STEMI
-          ST ELEVASI > 1 mVOLT DARI 2 SADAPAN LEAD II,III,aVF dan I aVL,atau >2 mV di lead V1-V6
-          RBBB ATAU LBBB BARU
NON STEMI
-           Inversi T / depresi ST > 1mV dari 2 lead yg bersebelahan
PERUBAHAN EKG : TRANSIENT  à EVOLUSI

AMI ANTERIOR

AMI INFERIOR


AMI INFERIOR WITH PRESENCE LBBB



PENINGKATAN ENZYM JANTUNG
ENZYM
MENINGKAT
PUNCAK
NORMAL
CKMB
6 JAM
24 JAM
36 – 48 JAM
SGOT
6 – 8 JAM
48 – 72 JAM
48 – 96 JAM
LDH
24 JAM
48 – 72 JAM
7 – 10 HARI
TROPONIN T / I
3 JAM
12 – 24 JAM
2 – 4 HARI







LOKASI :

Bila terjadi kelainan di lead II, III, aVF                    : Inferior
Bila terjadi kelainan di lead V1 – V6                       : Anterior
Bila terjadi kelainan di lead  I, aVL                         : Lateral Tinggi / High Lateral.
Bila di terjadi kelainan di lead V9 – V12                : Posterior
  

Itulah sekilas mengenai panduan praktis membaca EKG, ingin mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai Interprestasi EKG, silahkan mengikuti Pelatihan Penanggulangan Penderita Gawat Darurat / Basic Trauma and Cardiac Life Support yang diselenggarakan oleh PUSBANKES 118 DIY

Selamat belajar, sukses untuk kita semua, dan itu semua kita lakukan semata - mata untuk menolong saudara saudara kita yg membutuhkan pertolongan kita
(Di Merapi pasca erupsi November 2010 - mari kita bersama sama untuk berbenah, dan kita ambil hikmah dari bencana yang melanda saudara saudara kita, dengan saling membantu-tolong menolong)