Selamat datang di blog kami, selamat menikmati

DO IT THE BEST FOR OTHERS

Hidup kita akan terasa lebih INDAH jika kita selalu mensyukuri setiap nikmat yang dianugerahkan Tuhan dan selalu siap berbagi dengan sesama yang membutuhkannya serta selalu mengupayakan yang terbaik bagi kita dan berdayaguna bagi sesama.

Senin, 28 Februari 2011

CONTOH SAP : KESEHATAN LINGKUNGAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
KESEHATAN LINGKUNGAN YANG BAIK

Pokok Bahasan :
Kesehatan Lingkungan
Sub Pokok Bahasan :
·         Masyarakat mengetahui tentang  Penyediaan air bersih
·         Masyarakat mengetahui tentang  Pengolahan limbah
·         Masyarakat mengetahui tentang  Pembuangan dan pengelolaan sampah
·         Masyarakat mengetahui tentang Pembuangan tinja yang baik,
Sasaran :
·         Penduduk warga RT 08 Desa Pucanganom Wedomartani Ngemplak Sleman
Waktu :
·         Pukul 19.00 s.d 20.00 WIB
Pertemuan : I
Tempat dan tanggal :
·         Rumah Ketua RT 08 Pucanganom Wedomartani Ngemplak Sleman
Tanggal :
·         17 Maret 2011
I.          Tujuan Instruksional Umum :
Setelah penyuluhan, keluarga mampu memahami pentingnya menciptakan lingkungan rumah yang memenuhi standar kesehatan.
II.          Tujuan Instruksional Khusus :
Setelah penyuluhan, keluarga (warga) diharapkan, mampu :
o   Menyebutkan pengertian Kesehatan Lingkungan
o   Menjelaskan ruang lingkup Kesehatan Lingkungan
o   Menjelaskan pengaruh Kesehatan Lingkungan rumah terhadap kesehatan
o   Menciptakan lingkungan rumah , khususnya SPAL yang memenuhi standar kesehatan


III.     POKOK MATERI

A.      Tujuan menciptakan Lingkungan Rumah Yang Sehat :
Menciptakan suasana yang bersih dan sehat sehingga akan tercipta lingkungan yang terhindar dari berbagai macam penyakit, dan dirasakan nyaman untuk dihuni.

B.     Pengertian Kesehatan Lingkungan
Kesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan yang harus ada antara manusia dengan lingkungan agar dapat menjamin kesehatan manusia.
C.      Ruang lingkup Kesehatan Lingkungan
·      Penyediaan air bersih dan pengendalian pencemaran air bersih serta pengolahan air limbah (SPAL ) tertutup
·      Pengolahan sampah dan pemberantasan vector
·      Pencegahan dan pengawasan pencemaran tanah
·      Sanitasi makanan dan pengendalian pencemaran udara
·      Pengendalian kebisingan perumahan dan permukiman
·      Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk perlindungan lingkungan

D.     Pengaruh Kesehatan Lingkungan terhadap kesehatan keluarga
Keluarga yang sehat biasanya berasal dari lingkungan rumah yang sehat, maka kesehatan keluarga dapat meningkat. Rumah yang cukup bersih dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya. Rumah yang ventilasinya cukup, dapat menghindarkan keluarga dari resiko terjadinya penyakit/gangguan saluran pernafassan.
E.      Syarat – syarat lingkungan rumah yang sehat
·      Mempunyai pekarangan / halaman yang cukup
·      Harus mempunyai ventilasi yang cukup sehingga memungkinkan sirkulasi udara yang lancar
·      Harus cukup mendapat penerangan baik siang maupun malam hari
·      Mempunyai WC dalam kamar mandi
·      Adanya sumber air yang sehat
·      Harus ada tempat pembuangan kotoran, sampah, dan air limbah yang baik
·      Harus dapat mencegah perkembangan vektor penyakit, mis : nyamuk, tikus, dll.


F.      Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi yang kurang baik serta pembuangan sampah dan air limbah yang kurang baik diantaranya adalah:

·      Diare
·      Demam berdarah
·      Disentri
·      Hepatitis A
·      Kolera
·      Tiphus
·      Cacingan
·      Malaria






IV.              KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO
KEGIATAN
PETUGAS
PESERTA
WAKTU
1
Perkenalan
Memperkenalkan diri
Menjelaskan maksud dan tujuan mengadakan pertemuan
Mendengarkan
10 menit
2
Pelaksanaan
Menyampaikan materi dengan cara memberikan ceramah
Mendengarkan
Menyimak
35 menit

3


Penutup
Melakukan evaluasi proses  dengan cara Tanya jawab
Menjawab pertanyaan yang diberikan oleh petugas
15 menit




60 menit
   V.          METODE
1.    Ceramah
2.    Slide
3.    Leaflet
DAFTAR PUSTAKA 
1.    Soekidjo Notoatmojo, IKM, rineka cipta,1997
2.    Haryoto,Kusnoputra, pengantar kesehatan lingkungan, bursa buku FKM-UI,1984




  VI.       EVALUASI
Setelah dilakukan penyuluhan, keluarga mampu menjawab pertanyaan :

·         Menyebutkan pengertian Kesehatan Lingkungan
·         Menjelaskan ruang lingkup Kesehatan Lingkungan
·         Menjelaskan pengaruh Kesehatan Lingkungan terhadap kesehatan keluarga
·         Menciptakan lingkungan rumah , khususnya SPAL yang memenuhi standar kesehatan


Marilah kita bersama sama menciptakan lingkungan yang sehat, untuk mencegah terjadinya dampak penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi lingkungan yang tidak baik 

 

Kamis, 17 Februari 2011

New Guideline CPR AHA 2010

COMPRESSI
OPEN AIRWAY

BREATHING SUPPORT
·       
 

PEDOMAN RJP REVISI TERBARU (AHA 2010)
American Heart Association (AHA) baru-baru ini telah mempublikasikan pedoman cardio pulmonary resuscitation dan perawatan darurat kardiovaskular 2010. Se[erti kita ketahui, para ilmuan dan praktisi kesehatan terus mengeavaluasi CPR atau yang lebih kita kenal dengan RJP ini dan mempublikasikannya setiap 5 tahun.

Evaluasi dilakukan secara menyeluruh mencakup urutan dan prioritas langkah-langkah CPR dan disesuaikan dengan kemajuan ilmiah saat ini unutk mengidentifikasi faktor yang mempunyai dampak terbesar pada kelangsungan hidup. Atas dasar kekuatan bukti yang tersedia, mereka mengembangkan rekomendasi untuk mendukung intervensi yang hasilnya menunjukkan paling menjanjikan.

Rekomendasi di 2010 Pedoman mengkonfirmassi keamanan dan efektifitas dari banyak pendekatan, mengakui ketidakefektifan orang lain fan memperkenalkan perawatan baru berbasis evaluasi bukti intensif dan konsesnsus para ahli. Kehadiran rekomendasi baru ini tidak untuk menunjukkan bahwa pedomansebelumnya tidak aman atau tidak efektif.

Setelah mengevaluasi berbagai penelitian yang telah dipublikasi selama lima tahun terakhir AHA mengeluarkan Panduan Resusitasi Jantung Paru (RJP) 2010. Faokus utama RJP 2010 ini adalah kualitas kompresi dada. Berikut ini adalah beberapa perbedaan antara Apnduan RJP 2005 dengan RJP 2010.

1. Bukan ABC lagi tapi CAB

Sebelumnya dalam pedoman pertolongan pertama, kita mengenal ABC : airway, breathing dan chest compressions, yaitu buka jalan nafas, bantuan pernafasan, dan kompresi dada. Saat ini kompresi dada didahulukan, baru setelah itu kita bisa fokus pada airway dan breathing. Pengecualian satu-satunya adalah hanya untuk bayi baru lahir. Namun untuk RJP bayi, RJP anak, atau RJP dewasa, harus menerima kompresi dada sebelum kita berpikir memberikan bantuan jalan nafas.

2. Tidak ada lagi look, listen dan feel

Kunci utama menyelamatkan seseorang dengan henti jantung adalah dengan bertindak, bukan menilai. Telepon ambulans segera saat kita melihat korban tidak sadar dan tidak bernafas dengan baik. Percayalah pada nyali anda, jika anda mencoba menilai korban bernafas atau tidak dengan mendekatkan pipi anda pada mulut korban, itu boleh-boleh saja. Tapi tetap saja sang korban tidak bernafaas dan tindakan look feel listen ini hanya akna menghabiskan waktu

3. Kompresi dada lebih dalam lagi

Seberapa dalam anda harus menekan dada telah berubah pada RJP 2010 ini. Sebelumnya adalah 1 ½ sampai 2 inchi (4-5 cm), namun sekarang AHA merekomendasikan untuk menekann setidaknya 2 inchi (5 cm) pada dada.


4. Kompresi dada lebih cepat lagi

AHA mengganti redaksi kalimat disini. Sebelumnya tertulis: tekanan dada sekitar 100 kompresi per menit. Sekarang AHA merekomndasikan kita untuk menekan dada minimal 100 kompresi per menit. Pada kecepatan ini, 30 kompresi membutuhkan waktu 18 detik.

5. Hands only CPR

Ada perbedaan teknik dari yang tahun 2005, namun AHA mendorong RJP seperti ini pada 2008. AHA masih menginginkan agar penolong yang tidak terlatih melakukan Hands only CPR pada korban dewasa yang pingsan di depan mereka. Pertanyaan besarnya adalah: apa yang harus dilakukan penolong tidak terlatih pada korban yang tidak pingsan di depan mereka dan korban yang bukan dewasa/ AHA memang tidak memberikan jawaban tentang hal ini namun ada saran sederhana disini: berikan hands only CPR karena berbuat sesuatu lebih baik daripda tidak berbuat sama sekali.

6. Kenali henti jantung mendadak

RJP adalah satu-satunya tata laksana untuk henti jantung mendadak dan AHA meminta kita waspada dan melakukan RJP saat itu terjadi.

7. Jangan berhenti menekan

Setiap penghentian menekan dada berarti menghentikan darah ke otak yang mengakibatkan kematian jaringan otak jika aliran darah berhenti terlalu lama. Membutuhkan beberapa kompresi dada untuk mengalirkan darah kembali. AHA menghendaki kita untuk terus menekan selama kita bisa. Terus tekan hingga alat defibrilator otomatis datang dan siap untuk menilai keadaan jantung. Jika sudah tiba waktunya untuk pernafasan dari mulut ke mulut, lakukan segera dan segera kembali pada menekan dada.


Tanggal 18 obtober 2010 lalu AHA (American Hearth Association) mengumumkan perubahan prosedur CPR (Cardio Pulmonary Resuscitation) atau dalam bahasa Indonesia disebut RJP (Resusitasi Jantung Paru) yang berbeda dari prosedur sebelumnya yang sudah dipakai dalam 40 tahun terakhir. Perubahan tersebut ada dalam sistematikanya, yaitu sebelumnya menggunakan A-B-C (Airway-Breathing-Circulation) sekarang menjadi C-A-B (Circulation – Airway – Breathing).  Namun perubahan yang ditetapkan AHA tersebut hanya berlaku pada orang dewasa, anak, dan bayi. Perubahan tersebut tidak berlaku pada neonatus.

Perubahan tersebut menurut AHA adalah mendahulukan pemberian kompresi dada dari pada membuka jalan napas dan memberikan napas buatan pada penderita henti jantung. Hal ini didasarkan pada pertimbangan bahwa teknik kompresi dada lebih diperlukan untuk mensirkulasikan sesegera mungkin oksigen keseluruh tubuh terutama organ-organ vital seperti otak, paru, jantung dan lain-lain.

Menurut penelitian AHA, beberapa menit setelah penderita mengalami henti jantung masih terdapat oksigen pada paru-paru dan sirkulai darah. Oleh karena itu memulai kompresi dada lebih dahulu diharapkan akan memompa darah yang mengandung oksigen ke otak dan jantung sesegera mungkin. Kompresi dada dilakukan pada tahap awal selama 30 detik sebelum melakukan pembukaan jalan napas (Airway) dan pemberian napar buatan (bretahing) seperti prosedur yang lama.

AHA selalu mengadakan review “guidelines” CPR setiap 5 tahun sekali. Perubahan dan review terakhir dilakukan pada tahun 2005 dimana terjadi perubahan perbandingan kompresi dari 15 : 2 menjadi 30 : 2.

Dengan perubahan ini AHA merekomendasikan agar segera mensosialisasikan perubahan ini kepada petugas medis, instruktur pelatihan, petugas p3k dan masayarakat umum.

Di dalamnya terdapat materi yang berguna terutama bagi sejawat di emergency unit seperti Neonatal Resuscitation, Pediatric BLS dan ALS, Adults BLS dan ALS, CPR dan First Aid.



Sumber diambil dari :

American Heart Association 2010 Pedoman untuk Cardiopulmonary Resuscitation

John M. Lapangan, Co-Chair *; Mary Fran Hazinski, Co-Chair *; Michael R. Sayre, Leon Chameides; Stephen M. Schexnayder; Robin Hemphill; Ricardo A. Simson, Yohanes Kattwinkel; Robert A. Berg; Farhan Bhanji ; Diana M. Gua; Edward C. Jauch; Peter J. Kudenchuk; Robert W. Neumar; Ann Mary Peberdy; Jeffrey M. Perlman; Sinz Elizabeth; Andrew H. Travers; Marc D. Berg, Yohanes Billi E.; Brian Eigel
; Robert W. Cupang; Monica E. Kleinman; Mark S. Link; Laurie J. Morrison; Robert E. O'Connor; Shuster Michael; Clifton W. Callaway; Cucchiara Brett; Jeffrey Ferguson D.; Thomas D. Rea; Terry L. Vanden Hoek 

(Foto foto diambil dari file Basic Trauma and Cardiac Life Support yg diadakan oleh PUSBANKES 118 Daerah Istimewa Yogyakarta, jika pengin mengetahui lebih lanjut tentang RJP silahkan mengikuti Pelatihan PPGD / BTCLS yang diselenggarakan oleh PUSBANKES 118 DIY ) 

Bantuan meski kecil akan sangat berarti, bagi yang membutuhkannya,  marilah kita tingkatkan kepedulian kita untuk menolong sesama yg membutuhkan