BAB I
LATAR BELAKANG
Keperawatan sebagai merupakan suatu pekerjaan dimana dalam menentukan tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki ketrampilan yang jelas dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggungjawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerjanya kemudian juga berorientasi pada pelayanan dengan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu, kelompok atau masyarakat.
Bentuk asuhan keperawatan itu sendiri merupakan suatu proses dalam praktek keperawatan yang langsung diberikan klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan, berpedoman pada standard keperawatan, dilandasi etik keperawatan dalam lingkup wewenang dan tanggungjawab keperawatan.
Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan ini, maka keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan profesi dokter, apoteker, dokter gigi dan lain – lain. Dengan demikian keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi karena:
1. Landasan ilmu pengetahuan yang jelas
Landasan ilmu pengetahuan keperawatan yang dimaksud itu adalah pertama, memeliki cabang ilmu keperawatan diantaranya diantarany ilmu kperawatan dasar yang terdiri dari konsep dasar keperawatan, keperawatan professional, kebutuhan dasar manusia, pendidikan keperawatan, pengantar riset keperawatan dan dokumentasi keperawatan; kedua, cabang ilmu keperawatan klinik meliputi keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatn medical bedah, keperawatan jiwa, keperawatan gawat darurat; ketiga, cabang ilmu keperawatan komunitas meliputi keperawatan komunitas, keperawatan keluarga, keperawatan gerontik; dan keempat, kelompok cabang ilmu penunjang meliputi kelompok ilmu humaniora, ilmu alam dasar, ilmu perilaku, ilmu social, ilmu biomedik, ilmu kesehatan masyarakat, dan ilmu kedokteran klinik.
2. Memiliki kode etik profesi
Kode etik keperawatan pada tiap Negara berbeda – beda akan tetapi pada prinsipnya adalah sama yaitu berlandaskan etik keperawatan yang dimilikinya, dan di Negara Indonesia memiliki kode etik kperawatan yang telah ditetapkan pada musyawarah nasional dengan nama kode etik keperawatan Indonesia.
3. Memiliki lingkup dan wewenang praktik keperawatan berdasarkan standar praktik keperawatan atau standar asuhan keperawatan yang bersifat dinamis. Lingkup dan wewenang prakti keperawatan ini diatur pada izin praktik keperawatan yang berdasarkan peran dan fungsi perawatan dalam melaksanakan tugas, serta dalam memberikan tindakan berdasarkan standar asuhan keperawatan.
4. Memiliki organisasi profesi
Saat ini Indonesia memiliki oraganisasi keperawatan dengan nama PPNI ( Persatuan Perawat Nasional Indonesia ) dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
BAB II
TUJUAN
Lingkungan atau masyarakat merupakan sesuatu yang penting dalam penerapan atau pengembangan profesi, karena dengan pengakuan dari lingkungan, maka profesi keperawatan akan semakin cepat berkembang kearah terciptanya lingkungan yang professional. Upaya keperawatan dalam menata lingkungan tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :
Melaksanakan desiminasi pengertian tentang keperawatan professional dengan menjelaskan lingkup peran dan tanggungjawab serta kewenangan profesi keperawatan kepada masyarakat. Penulisan makalah ini bertujuan supaya para perawat pada umumnya dan mahasiswa keperawatan khususnya bisa mengetahui peran dan fungsinya sehubungan dengan kehidupan kita di masyarakat, karena sebagian besar dari kehidupan kita banyak kita habiskan dengan hidup bermasyarakat. Supaya kita bisa diterima di masyarakat hendaknya didalam kehidupan bermasyarakat kita juga harus memperhatikan norma dan etika serta budaya yang berlaku di masyarakat.
BAB III
LANDASAN TEORI
PERAN PERAWAT
Peran perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang laen terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam sistem, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan. Peran perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari peran sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, pendidik, koordinator, kolaborator, konsultan dan peneliti yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peran sebagai Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai dengan kompleks.
2. Peran Sebagai Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam menginterprestasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian.
3. Peran Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan, sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
4. Peran Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
5. Peran Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
6. Peran Konsultan
Peran di sini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan.Peran ini dilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
7. Peran pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
8. Peran Sebagai Penemu Kasus
Perawat berperan dalam mendeteksi dan menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.
9. Peran Sebagai Panutan ( Role Mode )
- Perawat menunjukan perilakunya sehari-hari di contoh oleh orang lain.
- Misalnya : mencerminkan perilaku hidup bersih dan sehat ( mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga berat badan, olahraga teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk istirahat dan relaks setiap hari, komunikasi efektif ).
Peran Perawat ( Lokakarya Keperawatan, 1983 ) :
- Pelaksana pelayanan keperawatan
- Pengelola pelayanan dan institusi keperawatan
- Pendidik dalam keperawatan
- Peneliti dan pengembang pelayanan keperawatan
FUNGSI PERAWAT
Fungsi merupakan suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan perannya. Fungsi tersebut dapat berubah disesuaikan dengan keadaan yang ada. Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : fungsi independen, fungsi dependen dan fungsi interdependen.
1. Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, di mana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis ( pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas dan lain-lain ), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialisasi kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan di antara tim satu dengan lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
TENTANG PANDANGAN MASYARAKAT TERHADAP PEKERJAAN PERAWAT DAN HARAPAN MASYARAKAT KEPADA MAHASISWA KEPERAWATAN
Selama ini profesi perawat memiliki persepsi berbeda dikalangan masyarakat. Banyak masyarakat sekarang ini menganggap bahwa perawat hanyalah sekedar pembantu dokter,yang tanpa dokter perawat tidak dapat melakukan tugasnya dengan sempurna, anggapan ini telah menjadi penilaian utama terhadap profesi seorang perawat. Akibatnya banyak masyarakat yang menganggap bahwa profesi seorang perawat itu rendah.
Khususnya di Indonesia pandangan terhadap profesi perawat masih belum mendapat anggapan positif , anggapan masyarakat masih keliru tentang profesi seorang perawat. Di mata sebagian masyarakat perawat masih sering dinilai tidak memiliki ilmu dan tidak mandiri. Mungkin karena tingkat pendidikan seorang perawat yang kebanyakan hanya sampai akademi atau dengan kata lain hanya sampai D3 saja. Dengan begitu ilmu mereka kurang dan derajat mereka dengan rekan kerja pun lebih rendah. Maka dari itu profesi seorang perawat pun disepelekan. Anggapan ini masih belum bisa di hapus dari benak masyarakat ketika melihat pekerjaan seorang perawat di rumah sakit.
Selain itu penilaian semacam ini dapat disebabkan oleh ketidak tahuan masyarakat akan tugas seorang perawat. Tugas perawat yang langsung bersentuhan dengan pasien memengaruhi gambaran perawat secara keseluruhan. Segala kebutuhan pasien di rumah sakit dengan tingkat ketergantungan yang tinggi sangat membutuhkan bantuan perawat . Masyarakat sering melihat profesi perawat dalam kehidupan pasien sehari - hari, seperti ketika pasien mau makan, minum, mandi, buang air besar maupun kecil. Melihat tugas keseharian perawat seperti inilah yang membentuk pandangan masyarakat akan tugas seorang perawat tidak lebih dari seorang pembantu. Jika dikaji lebih dalam sebenarnya tanggung jawab seorang perawat itu sangat besar, di balik tugasnya yang harus memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat seorang perawat juga berperan dalam kesembuhan pasien. Bila perawat yang menangani pasien tidak profesianal maka pemenuhan kebutuhan kesehatan pasien pun akan terganggu. Obat yang bagus dan dokter yang hebat pun akan tidak berpengaruh jika perawatnya salah. Jadi peran perawat sangat besar dalam proses penyembuhan seorang pasien. Tanpa kita sadari, perawat sebenernya mengemban tugas yang berat. Mereka harus bisa menjadi seperti seorang dokter, apoteker, psikiater, psikolog bahkan teman yang dapat menjadi tempat curhat bagi pasien. Hal itu karena perawat memang harus memeriksa atau mendiagnosa, menyarankan obat, menjadi tempat curhat, memberi nasehat pada pasien, menemani pasien, bahkan hingga menjadi tempat pelampiasan pasien yang marah. Seorang perawat sering menjadi tempat pelampiasan kemarahyan pasien, hal ini bisa terjadi ketika seorang pasien mengalami gangguan kejiwaan atau ketika pasien didiagnosa oleh seorang dokter mengidap penyakit tertentu, tentu pasien shock ketika mendengar berita tersebut. Dalam situasi seperti ini peran perawat sangat dibutuhkan terlebih-lebih untuk penenangan jiwa pasien.
Selain itu peran perawat juga dapat dilihat ketika seorang pasien yang sedang putus asa. Walaupun dokter mengatakan dia baik-baik saja, tapi pasien tersebut tetap merasa bahwa dia sakit. Hal yang seperti ini dapat dirawat agar perasaan itu tidak ada lagi. Selain tugas seorang psikiater dan psikolog, di sini perawat juga dapat berperan untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien tersebut agar menjadi sehat seutuhnya atau dengan kata lain sehat jasmani dan rohani. Bahkan, orang yang sudah divonis mati pun harus tetap dilayani oleh perawat untuk memenuhi kebutuhannya agar tetap semangat dan bisa meninggal dengan keadaan damai. Karena di sini, tugas dokter hanya memeriksa biologisnya saja, atau seorang psikolog hanya dari psikologinya saja. Tapi bagi perawat, belum tentu orang sehat dibilang sehat bila orang tersebut belum mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan prinsip perawat yang harus mendiagnosa pasien dilihat dari biologisnya, sosialnya, psikologisnya, dan spiritualnya.
Termasuk juga seorang perawat dan mahasiswa keperawatan dituntut untuk terlibat aktif didalam kehidupan bermasyarakat, seperti :
· Ikut bergotong royong
· Menjaga kebersihan lingkungan
· Menciptakan lingkungan yang sehat dengan pola hidup yang bersih
· Menciptakan ketenangan dan kenyamanan hidup bermasyarakat.
· Ikut berperan serta di dalam kegiatan pos yandu baik balita maupun lansia
· Ikut berperan serta dalam memberikan pengetahuan tentang kesehatan.
· berijazah dan ahli dalam bidangnya
· mengerti pasien dan masalah – masalahnya
· sopan santun dan ramah tamah
· bertanggung jawab
· dapat bekerjasama dengan orang lain
· terlihat gembira yg tidak berlebihan, tapi dapat menikmati hidupnya
· berada di samping pasien bila diperlukan untuk memberi support
· menyediakan waktu untuk mendengarkan keluhan pasien
· dapat mengekpresikan dirinya sendiri dengan baik
· bila pasien merasa tidak nyaman, ia dapat
· mengantisipasi kebutuhan pasien sehingga pasien merasa nyaman
· dapat menjelaskan mengapa dan bagaimana tugasnya harus dijalankan
· selalu bersih dan rapi
· pada waktu tertentu dia merasa empati atas keadaan pasien
Dalam rangka menciptakan kehidupan ilmiah yang kondusif baik di dalam maupun di luar lingkungan kampus, maka perlu diketahui etika perilaku sebagai mahasiswa adalah sebagai berikut :
· Etika pergaulan di lingkungan Kampus
· Etika Pergaulan di Luar Kampus
Etika pergaulan di lingkungan Kampus
· Berpakaian dan bersepatu rapi di lingkungan kampus
· Menjunjung tinggi nilai-nilai ilmiah
· Mengetahui, memahami dan melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku di lingkungan kampus dan berusaha tidak melanggar
· Memberi contoh yang baik dalam berperilaku kepada adik tingkat, teman setingkat dan kakak tingkat
· Saling menghormati dan menghargai terhadap sesama mahasiswa
· Berperilaku dan bertutur kata yang sopan, baik di dalam kelas dan di luar kelas yang mencerminkan perilaku sebagai mahasiswa dan dijiwai oleh nilai-nilai agama / kepercayaan yang dianut
Etika Pergaulan di Luar Kampus
· Menjadi contoh yang baik di lingkungan dimana mahasiswa tersebut berada
· Berperilaku dan bertutur kata yang baik yang mencerminkan sebagai mahasiswa
· Berupaya mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah dipelajarinya di masyarakat sebagai wujud pengabdian
· Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di luar kampus
· Etika Pergaulan Dengan Orang Yang Lebih Tua
Yang dimaksud orang yang lebih tua disini adalah para orang tua kita, yaitu Bapak, ibu, kakek, nenek, paman, bibi, kakak dan orang lain yang lebih tua dari kita.
Kita wajib menghormati orang tua yang telah memelihara kita dan membesarkan, mendidik dan membiayai hidup kita, tidak sedikit pengorbanan mereka lahir dan batin, baik materi, tenaga dan pikiran yang telah dicurahkan untuk kepentingan anak-anaknya. Walaupun mereka tidak mengharapkan balasan atas kasih sayang dan pengorbanan kepada kita. Kita harus berlaku hormat dan sopan, tidak bersikap melawan atau menentang pada saat ada perselisihan. Karena bila kita bersikap hormat dan sopan insya’ Allah mereka pun akan berlaku sama.
Etika berkomunikasi di dalam masyarakat :
· Alat komunikasi paling utama dalam pergaulan adalah berbicara, dengan bicara kita dapat menyampaikan sesuatu, sebaliknya kita juga dapat mengetahui keinginan orang lain. Berbicara bisa mendatangkan banyak orang (teman) dan bisa pula mendatangkan musuh, maka dari itu kita harus pandai-pandai menjaga cara berbicara kita dengan baik.
· Agama mengajarkan agar kita berbicara sopan supaya tidak berakibat merugikan diri sendiri ataupun orang lain.
· Mulut dapat kita gunakan sebagai nasehat akan kebenaran hindarilah cara bicara yang bisa menimbulkan perselisihan karena perselisihan itu kehendak setan yang ditujukan untuk mengadu domba, fitnah, isu dan gosip.
Mengapa Etika dalam pergaulan kehidupan sehari hari perlu diperhatikan :
· Manusia dituntut untuk saling berhubungan, mengenal dan membantu.
· Agar tingkah laku kita diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita.
· Tata krama dan tingkah laku sehari-hari merupakan cermin pribadi kita sendiri
Apa yang harus diperhatikan di dalam pergaulan :
· Pandai pandai lah menempatkan diri
· Dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Misalnya :
· Orang yang lebih tua / yang dituakan harus kita hormati.
· Orang yang sebaya harus dihargai
· Orang yang lebih muda harus disayangi.
Di dalam hidup bermasyarakat kita juga harus memperhatikan rambu rambu yang ada, antara lain :
- Hindari Penghinaan: Janganlah pernah melakukan hal-hal yang bersifat merendahkan, ejekan, dan penghinaan dalam bentuk apapun terhadap orang lain, baik tentang kepribadiannya, postur tubuhnya, kemampuannya dan kaadaan sosialnya. Hal ini akan menimbulkan perasaan sakit hati dan dendam terhadap seseorang.
2. Hindari Ikut Campur Urusan Pribadi: Hindari ikut campur urusan pribadi orang lain yang tidak ada manfaatnya bagi kita, bila terlibat. Karena bila kita melakukannya, yang muncul hanyalah ketidaksuka-sukaan di salah satu pihak.
3. Hindari Memotong Pembicaraan: Janganlah suka memotong pembicaraan orang lain, jika hal ini dilakukan dalam bergaul akan berkembang menjadi ketidaksukaan bahkan kebencian dapat bersarang ditubuh seseorang. Karena betapa tidak enaknya bila kita sedang bicara kemudian tiba-tiba dipotong dan disangkal oleh orang lain.
4. Hindari Membanding-bandingkan: Sedikitpun jangan sekali-kali secara sengaja membanding-bandingkan orang lain, baik itu berupa jasa, kebaikan penampilan, perbuatan, harta dan sebagainya. Jika orang tersebut mendengarkan menyebabkan dia merasa dirinya tidak berharga, merasa rendah diri atau sampai terhina.
5. Jangan membela musuhnya dan mencaci kawannya: Setiap orang mempunyai kawan yang disukai maupun yang dibenci. Bila membela musuhnya, maka kita akan bergabung dengan musuhnya. Sedangkan apabila kita membenci kawannya maka kita akan dianggap sedang mencaci dirinya. Karena orang itupun akan merasa terhina bila temannya dihina. Sebaiknya bersikaplah netral untuk kebaikan semua pihak. Sementara itu, dalam bergaul seharusnya kita prioritaskan adalah memperbanyak kawan bukan lawan.
6. Hindari Merusak Kebahagiaan: Bila seseorang tengah suka cita, gembira dan bahagia jangan sekali-kali kita melakukan tindakan yang merusak kebahagiaan atau kegembiraannya saat itu juga.
7. Jangan Mengungkit masa Lalunya: Janganlah pernah mengungkit kesalahan, aib atau kekurangan yang sedang berusaha ditutup-tutupi. Siapa tahu kelemahan di masa lalu sudah terhapus dengan ia bertaubat. Belajarlah untuk selalu bersama-sama memulai lembaran baru yang lebih putih, bersih dan bersemangat untuk mengisi lembaran tersebut dengan kebaikan demi kebaikan.
8. Hati-hati dengan marah: Kemarahan yang tak terkendali dapat menghasilkan kata dan perilaku yang keji, yang akan melukai perasaan orang lain. Hal ini tentunya dapat merusak atau menghancurkan hubungan baik di lingkungan manapun.
9. Hindari Menertawakan Orang lain: Sebagian besar sikap menertawakan muncul karena menyaksikan kekurangan orang lain. Sikap, penampilan dan wajah terkadang membuat sebagian orang tertawa karena terlihat lucu dimata mereka. Ingatlah tertawa yang tidak pada tempatnya akan mengundang rasa sakit hati dan merasa terhina.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Perawat adalah petugas medis yang memang paling banyak jasanya dalam menjalankan tugas-tugasnya. Tanpa panggilan jiwa, seorang perawat akan sulit melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal inilah yang menjadikan pandangan tentang perawat kurang bagus di masyarakat. Jadi, berpikirlah dua kali bila ada yang berpikiran jelek terhadap perawat, karena dibalik semua itu, mereka mempunyai peran dan tanggung jawab yang besar dalam pelayanan kesehatan.
Tetapi Peran dan Fungsi Perawat bukan hanya pada saat melakukan pekerjaannya di Institusi Kesehatan saja, melainkan Perawat juga harus bisa hidup di tengah tengah masyarakat, maka dari itu, untuk menciptakan kehidupan bermasyarakat yang baik, menciptakan kehidupan bertetangga yang baik, maka seorang perawat harus bisa menyesuaikan diri untuk hidup di masyarakat.
SARAN :
Seorang perawat dan mahasiswa keperawatan di dalam berkehidupan di masyarakat haruslah memperhatikan norma dan etika yang berlaku di masyarakat tsb, karena
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia.
Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini.
Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan kita, dengan demikian etika ini dapat dibagi menjadi beberapa bagian sesuai dengan aspek atau sisi kehidupan manusianya. Antara etika dengan mahasiswa memiliki hubungan yang sangat erat
Etika juga sangat berperan penting terhadap diri mahasiswa maupun orang lain. Dengan etika mahasiswa dapat berperilaku sopan dan santun terhadap siapa pun dan apapun itu. Sebagai seorang mahasiswa yang beretika, mahasiswa harus memahami betul arti dari kebebasan dan tanggung jawab, karena banyak mahasiswa yang apabila sedang berdemonstrasi memaknai kebebasan dengan kebebasan yang tidak bertangung jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Materi Kuliah Etika dan Budaya Stikes Wira Husada Yogyakarta, 2010 - 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar